Menu

Selasa, 22 Agustus 2017

Klasifikasi maintenance

Hiii sobat Pembaca yang riang gembira,,,hehehehehe..okey yaa ane akan share tentang kelanjutan dari Definisi Perawatan sesuai posting sebelumnya kita sudah mengetahui arti dari perawatan maka pada step selanjutnya adalah klasifikasi maintenance ( pengelompokan jenis perawatan ).
Langsung ya sobb..

Klasifikasi 

Preventive Maintenance 

Preventive maintenance  adalah perawatan yang dilakukan dengan tujuan untuk mencegah kemungkinan timbulnya gangguan atau kerusakan pada alat. Perawatan ini dilakukan tanpa perlu menunggu tanda-tanda atau terjadinya kerusakan.
Preventive maintenance terbagi menjadi 3 (tiga),yaitu :

1.Periodic Maintenance 

Periodic maintenance adalah pelaksanaan service yang dilakukan setelah alat bekerja untuk jumlah jam operasi tertentu. Jumlah jam operasi ini adalah sesuai dengan jumlah yang ditunjukan oleh pencatat jam operasi (service meter) yang ada pada alat tersebut.
Service meter pada monitor panel D85ESS-2 :
Service meter pada monitor panel PC200-7:
Periodic maintenance terbagi menjadi 2 (dua), yaitu :

  • Periodic Inspection 

Periodic inspection adalah  inspeksi atau pemeriksaan harian (daily – 10  hours) dan mingguan (weekly – 50   hours) sebelum unit dioperasikan. Hal ini dilakukan untuk mengetahui apakah alat dalam kondisi aman untuk dioperasikan. Pada pelaksanaan pemeriksaan harian (daily) dapat menggunakan beberapa alat bantu, diantaranya :

  1. Check sheet, yaitu suatu  form (daftar) yang digunakan untuk mencatat hasil operasi dari tiap-tiap alat dalam satu hari operasi. 
  2. Daily check, yaitu suatu  form (daftar) seperti halnya  check sheet namun berbeda pada ukurannya (pocket size), sehinggga operator atau mekanik akan dengan mudah mencatatnya. 


  • Periodic Service 

Periodic service adalah suatu usaha untuk mencegah timbulnya kerusakan pada suatu alat yang dilakukan secara berkala/continue dengan interval pelaksanaan yang telah ditentukan berdasarkan  service meter/hour meter (HM).
Perawatan alat atau  machine secara teratur (berkala) adalah sangat penting demi menjamin pengoperasian alat yang bebas dari kerusakan. Selain itu, dengan melaksanakan perawatan alat secara teratur, umur alat dapat mencapai atau sesuai  umur yang direkomendasikan oleh factory.



Waktu (time) dan uang (cost) yang dikeluarkan untuk melaksanakan  periodic service (perawatan berkala) akan dikompensasi dengan umur alat yang panjang dan berkurangnya ongkos perbaikan alat. Pada kondisi operasi yang berat, jadwal waktu perawatan perlu dipersingkat dari ketentuan yang terdapat pada  shop manual. Tabel di bawah menunjukkan periodic service yang harus dilaksanakan berdasarkan jumlah jam kerja (operating hours) yang tertera pada service meter/hour meter (HM).
Walaupun alat/machine  telah distel dan di-setting dengan hati-hati sekali sebelum dikapalkan, akan tetapi suatu  machine baru membutuhkan pengoperasian yang hati-hati pada  250 jam pertama untuk mendudukkan bagian-bagian yang bergerak dari machine.
Beberapa hal yang harus diperhatikan diantaranya adalah :

  1. Setelah start, running engine kira-kira 5 (lima) menit pada putaran rendah (low idle) untuk memanaskannya sebelum beroperasi. 
  2. Hindari menjalankan engine pada putaran tinggi (high idle). 
  3. Hindari menjalankan atau menambah kecepatan engine secara tiba-tiba, mengerem dengan tiba-tiba atau berbelok dengan tajam j ika tidak diperlukan. 
  4. Oli dan elemen saringannya harus diganti seluruhnya dengan oil dan elemen saringan yang baru dan asli. 
  5. Ingatlah untuk selalu melakukan perawatan dan pemeriksaan berkala seperti yang ditunjukan pada buku petunjuk. 
  6. Ingatlah untuk selalu mempergunakan baban bakar dan  minyak pelumas yang rekomendasikan oleh factory. 

Untuk PS 250 yang pertama (initial), j ika alat masih baru, maka perlu diperlakukan secara khusus. Dalam hal ini ada beberapa  item yang harus diganti walaupun umur pakainya belum selesai. Dengan melakukan hal ini berarti biaya yang dikeluarkan memang lebih besar diawal kepemilikan alat seperti diperlihatkan pada kurva bak mandi (bath up curve) di bawah.
Selama periode A, perlu perhatian lebih khusus agar periode B dapat diperpanjang. Perawatan yang dilaksanakan selama periode B perlu diperhatikan juga agar kenaikan biaya pada periode C menjadi rendah. Secara keseluruhan apa yang dilakukan pada setiap periodic service dapat dilihat pada OMM (Operation and Maintenance Manual).

2.Schedule Overhaul 




Schedule overhaul adalah jenis perawatan yang dilakukan dengan interval tertentu sesuai dengan standard  overhaul masing-masing komponen yang ada.Schedule overhaul dilaksanakan untuk merekondisi machine atau komponen agar kembali ke kondisi standard sesuai dengan standard  factory.Interval waktu yang telah ditentukan dipengaruhi oleh kondisi yang beraneka ragam seperti kondisi medan operasi, pelaksanaan  periodic service, keterampilan operator dan lain sebagainya.

Overhaul dilaksanakan secara terjadwal tanpa menunggu machine atau komponen tersebut rusak.Pada pelaksanaannya, kadang kala terjadi sesuatu yang merubah jadwal/schedule  overhaul.
Macam-macam overhaul diantaranya adalah :

  1. Engine top overhaul. 
  2. Engine overhaul. 
  3. Torque conventer overhaul. 
  4. Transmission overhaul. 
  5. Steering overhaul. 
  6. Final drive overhaul. 
  7. General overhaul.  
  8. Others. 

3.Condition Based Maintenance 

Condition based maintenance adalah jenis perawatan yang dilakukan berdasarkan kondisi unit yang diketahui melalui Program Analisa Pelumas (PAP), Program Pemeriksaan Mesin (PPM), Program Pemeliharaan  Undercarriage (P2U) atau Program Pemeriksaan Harian (P2H).  Condition based maintenance juga dapat dilakukan berdasarkan  Part and Service News (PSN) atau modification program yang dikeluarkan oleh factory.

  • Program Analisa Pelumas (PAP) 

Program Analisa Pelumas (PAP) merupakan suatu sistem perawatan yang dilaksanakan secara ilmiah. Hal ini dilakukan untuk mengetahui sedini mungkin keausan dan gejala kerusakan pada komponen yang disebabkan oleh keausan yang tidak wajar tanpa harus membongkar komponen tersebut.

Program ini dilaksanakan dengan mengambil contoh minyak pelumas (sample) pada alat yang dilakukan secara berkala. Setiap contoh minyak pelumas yang diambil akan dianalisa di laboratorium untuk mengetahui jenis serta kadar logam yang terdapat didalam minyak pelumas tersebut, sehingga dapat
diketahui kemungkinan kerusakan yang akan terjadi.Sebagai contoh, dapat diketahui keausan yang tidak wajar pada bearing, sleeve, piston, crankshaft, hydraulic pump atau valve.

Melalui Program Analisa Pelumas (PAP), dapat diketahui juga gejala penurunan kemampuan engine, masalah-masalah pembakaran, kebocoran air pendinginan atau bahan anti  freeze dan kotoran-kotoran yang bercampur dengan oil. Dengan demikian kerusakan yang berakibat fatal dapat diketahui secepatnya. Selain itu, dengan melaksanakan Program Analisa Pelumas (PAP),juga akan membantu perencanaan perawatan yang lebih  ekonomis, sehingga dapat meningkatkan produktivitas.

  • Program Pemeriksaan Mesin (PPM) 


Program Pemeriksaan Mesin (PPM) merupakan bagian dari program total service PT. United Tractors, tbk. Tujuan dari pemeriksaan mesin secara teratur dan terencana adalah untuk mendapatkan data yang akurat mengenai kondisi unit, melalui metode pengukuran dan  instrument diagnostic. Berdasarkan data tersebut, rekomendasi yang diperlukan dapat diberikan untuk memperbaiki keadaan mesin menuju kondisi operasi yang optimum.

Data yang telah terkumpul kemudian dimasukkan dalam sistem manajemen mesin untuk dicatat umur pemakaian mesin, biaya perbaikan, dibuat jadwal overhaul, juga sebagai historical dari mesin.


  • Program Pemeliharaan Undercarriage (P2U) 


Sama halnya dengan Program Pemeriksaan Mesin (PPM), Program Pemelihaman Undercarriage (P2U) ini pun merupakan bagian dari konsep  total service PT.United Tractors, tbk. Tujuan program ini adalah mengurangi biaya pemeliharaan  undercarriage yang ditunjukkan kepada para pemilik alat. Kenapa harus membuang 90% komponen-komponen undercarriage,jika hanya terdapat 10% saja yang mengalami keausan.
Dengan Program Pemeliharaan Undercarriage (P2U), melalui proses peremajaan (rebuild), bisa dikurangi biaya (cost) sebesar 60% dari harga komponen baru dengan kualitas yang dijamin 80% dari jangka waktu pakai komponen baru.
Program Pemeliharaan  Undercarriage (P2U) terdiri dari 2 (dua) bagian, yaitu :

  1. Inspeksi keausan secara berkala atas komponen-komponen undercarriage seperti track link,track roller, carrier roller, front idler atau sprocket. 
  2. Analisa keausan komponen  undercarriage berupa  Track Inspection Report yang memberikan rekomendasi secara terperinci mengenai langkah-langkah yang sebaiknya diambil untuk pemeliharaan undercarriage agar dapat mencapai jangka waktu pakai yang maksimal. 


4.Corrective Maintenance 

Corrective maintenance adalah perawatan yang dilakukan untuk mengembalikan kondisi machine ke kondisi standard melalui pekerjaan repair (perbaikan) atau adjutment (penyetelan).  Berbeda dengan preventive maintenance yang pelaksanaannya teratur tanpa menunggu adanya kerusakan, corrective maintenance justru dilakukan setelah komponen/machine telah menunjukkan adanya gejala kerusakan atau rusak sama sekali.
Corrective maintenance terbagi menjadi 2 (dua), yaitu :
1.Repair and Adjusment
Repair and adjusment adalah perawatan yang sifatnya memperbaiki kerusakan yang belum parah atau machine belum breakdown (tidak bisa digunakan).

Misal, jika terjadi gangguan pada sistem pengisian (no charging),maka salah satu cara memperbaikinya adalah dengan melakukan  adjustment alternator belt.  








2.Brakedown Maintenance
Brakedown maintenance  adalah perawatan yang
dilaksanakan setelah machine breakdown (tidak bisa digunakan). Hal ini biasanya terjadi karena adanya kerusakan yang diabaikan terus menerus tanpa ada usaha untuk memperbaikinya. Kerusakan tersebut semakin lama semakin parah. Umumnya kerusakan kecil tadi menjadi besar dan menyebabkan komponen lain ikut menjadi rusak. Perawatan yang demikian ini akan menyebabkan biaya perbaikan melambung tinggi. Untuk menghindari ini, lakukanlah preventive maintenance dengan baik dan segera lakukan perbaikan jika muncul gejala kerusakan, agar kerusakan yang lebih besar dapat dihindari.


GLOSARIUM

Maintenance atau perawatan: usaha-usaha atau tindakan-tindakan reparasi yang dilakukan untuk menjaga agar kondisi dan  performance dari sebuah mesin selalu seperti kondisi dan  performance dari mesin tersebut waktu masih baru, namun dengan biaya perawatan yang serendah-rendahnya.
Down time: waktu dimana sebuah alat tidak dapat beroperasi dikarenakan alat tersebut sedang mengalami suatu kerusakan. 
Inspection : pengontrolan pada sebuah alat.
Replace : penggantian suatu komponen pada sebuah alat.
Adjusting  : penyetelan sebuah komponen alat berat yang dimaksudkan untuk mengembalikan performance alat sesuai standar.
Repair : suatu perbaikan yang dilakukan pada sebuah alat.
Testing  : pengetesan yang dilakukan pada suatu alat untuk mengetahui kondisi sebuah komponen.  
High availability : berdaya guna tinggi.
Best performance : berdaya guna mekanis yang paling baik.
Reduce repair cost : mengurangi biaya perbaikan.
Service: Suatu kegiatan  service yang dilakukan untuk mencegah timbulnya keausan abnormal (kerusakaan), sehingga umur alat/machine dapat mencapai umur pakai yang direkomendasikan oleh factory.
Service Meter : Angka yang menunjukkan jumlah jam kerja (operating hours) sebuah unit.Terletak pada monitor panel unit itu sendiri.
Preventive maintenance: perawatan yang dilakukan dengan tujuan untuk mencegah kemungkinan timbulnya gangguan atau kerusakan pada alat. 
Periodic maintenance: pelaksanaan  service yang dilakukan setelah alat bekerja untuk jumlah jam operasi tertentu.
Periodic inspection:  inspeksi atau pemeriksaan harian (daily – 10  hours) dan mingguan (weekly – 50  hours) sebelum unit dioperasikan. Hal ini dilakukan untuk mengetahui apakah alat dalam kondisi aman untuk dioperasikan.
Periodic service: suatu usaha untuk mencegah timbulnya kerusakan pada suatu alat yang dilakukan secara berkala/continue dengan interval pelaksanaan yang telah ditentukan berdasarkan service meter/hour meter (HM).
Schedule overhaul : jenis perawatan yang dilakukan dengan interval tertentu sesuai dengan standard overhaul masing-masing komponen yang ada.
Condition based maintenance: jenis perawatan yang dilakukan berdasarkan kondisi unit yang diketahui melalui Program Analisa Pelumas (PAP), Program Pemeriksaan Mesin (PPM), Program Pemeliharaan Undercarriage (P2U) atau Program Pemeriksaan Harian (P2H). Condition based maintenance juga dapat dilakukan berdasarkan Part and Service News (PSN) atau modification program yang dikeluarkan oleh factory.
Corrective maintenance: perawatan yang dilakukan untuk mengembalikan kondisi machine ke kondisi standard melalui pekerjaan repair (perbaikan) atau adjutment (penyetelan).

Definisi Perawatan

hiii Sobat pembaca yang setia...
postingan kali ini akan mulai mengenal yaa tentang arti dari perawatan ( Maintenance ).
Oke..ane langsung share yaaaa...

Maintenance atau perawatan secara umum dapat didefinisikan sebagai usaha-usaha atau tindakan-tindakan reparasi yang dilakukan untuk menjaga agar  kondisi dan  performance dari sebuah mesin selalu seperti kondisi dan performance dari mesin tersebut waktu masih baru, namun dengan biaya perawatan yang serendah-rendahnya. Untuk menjaga agar kondisi dan performance dari mesin tidak menurun adalah usaha-usaha teknis, sedangkan menekan biaya perawatan serendah mungkin adalah menyangkut soal-soal management.


Alat-alat berat haruslah diperlakukan sebagai layaknya sebuah alat produksi, yaitu agar selalu ada dalam kondisi yang prima dan dapat bekerja secara terus menerus dengan down time yang seminimal mungkin. Hal-hal tersebut dapat dicapai dengan perawatan atau pemeliharaan yang baik. Perawatan yang dinilai baik adalah perawatan yang menghasilkan  down time yang seminimal mungkin tetapi tentu saja dengan biaya perawatan yang serendah mungkin.



Di bawah ini dapat dilihat beberapa kasus yang menjadi penyebab terjadinya kerusakan.
Kerusakan yang diakibatkan oleh kesalahan dalam melaksanakan perawatan memiliki prosentase tertinggi, yaitu :
Dengan demikian, kesalahan dalam melakukan perawatan memiliki porsi yang besar, yaitu 72 %.

Maintenance atau perawatan, berdasarkan uraian di atas dapat diartikan sebagai suatu kegiatan service untuk mencegah timbulnya keausan abnormal (kerusakaan), sehingga umur alat dapat mencapai atau sesuai umur yang direkomendasikan oleh factory.
Kegiatan service meliputi :

• Pengontrolan (Inspection).
• Penggantian (Replace).
• Penyetelan (Adjusting).
• Perbaikan (Repair).
• Pengetesan (Testing).



Tujuan
Seluruh kegiatan  service di atas merupakan aktivitas secara total. Masih banyak yang beranggapan bahwa maintenance atau perawatan hanya meliputi pekerjaan ringan seperti, membersihkan filter, mengganti oli, mengganti filter, mengganti air pendingin dan pekerjaan rutin sehari-hari lainnya. Terkadang pekerjaan  overhaul,  machine inspection dan pekerjaan lainnya tidak dianggap sebagai aktivitas maintenance. Jika kita memandang aktivitas maintenance secara total, maka maintenance bertujuan untuk :

  1. Menjaga agar suatu alat selalu dalam keadaan siap pakai (High Availability : berdaya guna fisik yang tinggi). 
  2. Menjaga agar suatu alat selalu dalam kemampuan yang prima (Best Performance : berdaya guna mekanis yang paling baik). 
  3. Menjaga agar biaya perbaikan alat menjadi lebih hemat (Reduce Repair Cost : mengurangi biaya perbaikan). 



GLOSARIUM

Maintenance atau perawatan: usaha-usaha atau tindakan-tindakan reparasi yang dilakukan untuk menjaga agar kondisi dan  performance dari sebuah mesin selalu seperti kondisi dan  performance dari mesin tersebut waktu masih baru, namun dengan biaya perawatan yang serendah-rendahnya.
Down time: waktu dimana sebuah alat tidak dapat beroperasi dikarenakan alat tersebut sedang mengalami suatu kerusakan.
Inspection : pengontrolan pada sebuah alat.
Replace : penggantian suatu komponen pada sebuah alat.
Adjusting  : penyetelan sebuah komponen alat berat yang dimaksudkan untuk mengembalikan performance alat sesuai standar.
Repair : suatu perbaikan yang dilakukan pada sebuah alat.
Testing  : pengetesan yang dilakukan pada suatu alat untuk mengetahui kondisi sebuah komponen.  
High availability : berdaya guna tinggi.
Best performance : berdaya guna mekanis yang paling baik.
Reduce repair cost : mengurangi biaya perbaikan.
Service: Suatu kegiatan  service yang dilakukan untuk mencegah timbulnya keausan abnormal (kerusakaan), sehingga umur alat/machine dapat mencapai umur pakai yang direkomendasikan oleh factory.
Service Meter : Angka yang menunjukkan jumlah jam kerja (operating hours) sebuah unit.Terletak pada monitor panel unit itu sendiri.
Preventive maintenance: perawatan yang dilakukan dengan tujuan untuk mencegah kemungkinan timbulnya gangguan atau kerusakan pada alat.
Periodic maintenance: pelaksanaan  service yang dilakukan setelah alat bekerja untuk jumlah jam operasi tertentu.
Periodic inspection:  inspeksi atau pemeriksaan harian (daily – 10  hours) dan mingguan (weekly – 50  hours) sebelum unit dioperasikan. Hal ini dilakukan untuk mengetahui apakah alat dalam kondisi aman untuk dioperasikan.
Periodic service: suatu usaha untuk mencegah timbulnya kerusakan pada suatu alat yang dilakukan secara berkala/continue dengan interval pelaksanaan yang telah ditentukan berdasarkan service meter/hour meter (HM).
Schedule overhaul : jenis perawatan yang dilakukan dengan interval tertentu sesuai dengan standard overhaul masing-masing komponen yang ada.
Condition based maintenance: jenis perawatan yang dilakukan berdasarkan kondisi unit yang diketahui melalui Program Analisa Pelumas (PAP), Program Pemeriksaan Mesin (PPM), Program Pemeliharaan Undercarriage (P2U) atau Program Pemeriksaan Harian (P2H). Condition based maintenance juga dapat dilakukan berdasarkan Part and Service News (PSN) atau modification program yang dikeluarkan oleh factory.
Corrective maintenance: perawatan yang dilakukan untuk mengembalikan kondisi machine ke kondisi standard melalui pekerjaan repair (perbaikan) atau adjutment (penyetelan).

Prinsip Dasar dari Belt.

Hiii Sobat pembaca,,,pada postingan kali ini ane akan share lagi tentang Prinsip Dasar dari V-belt..
Langsung aja ya Sob...

BELTS

Belt memindahkan power melalui kontak antara  belt dengan  pulley penggerak dan  pulley yang digerakkan.  Belt digerakkan oleh gaya gesek penggerak, kemampuan  belt untuk memindahkan tenaga tergantung pada:
  • Tegangan belt  terhadap pulley.
  • Gesekan antara belt  dan pulley.
  • Sudut kontak antara belt dan pulley.
  • Kecepatan belt.
Macam-macam Belts
Round Belts
Round belts terbuat dari solid rubber atau rubber dengan cord. Belt ini hanya digunakan untuk beban ringan seperti untuk sewing machiac projector films.

Flat Belts
Penggunaan  flat  belts semakin berkurang dengan digunakannya  V-belts pada sistem pemindah tenaga. Flat belt terbuat dari leather  rubberized fabric dan  cord. Flat  belt semakin tidak digunakan karena membutuhkan pulley yang lebih besar, tempat yang luas dan kurang flexible.
Flat belt juga dipergunakan sebagai conveyor belt bilamana belt tersebut membawa beban. Flat belt umumnya digunakan sebagai pemindah tenaga high power untuk mesin penggerak yang terpisah dengan mesin yang digerakkan. Contoh: sawmills.

V-belts
V-belts banyak digunakan untuk memindahkan beban antara pulley yang berjarak pendek. Gaya jepit ditimbulkan oleh bentuk alur V.Gaya tarik atau load yang lebih besar menghasilkan gaya jepit belt yang kuat.
Keuntungan V-belts adalah:
  1. Gaya jepit belt memungkinkan sudut kontak yang lebih kecil dan perbandingan kecepatan yang lebih tinggi.
  2. Meredam kejutan terhadap motor dan bearing akibat perubahan beban.
  3. Memiliki level vibrasi dan noise yang lebih rendah.
  4. Mudah dan cepat dalam melakukan penggantian dan perawatan.
  5. Efficiency transmisinya tinggi (mencapai 45%).

V-Belts
Banded V-belts
Banded  V-belts adalah multiple  V-belt yang dibentuk cetak permanen  tie band.  Banded  V-belts mengurangi timbulnya masalah pada penggerak dimana  belts bergeser, melintir dan terlepas dari alurnya.

Linked V-belts
Linked V-belt dibentuk dari multiple  belt yang disusun saling menyambung. Digunakan untuk penggerak-penggerak besar dengan memiliki jarak center yang tetap, dimana terdapat kesulitan untuk memastikan ukuran belts yang tetap. Link dapat ditambah atau dikurangi untuk mendapatkan panjang belt yang tetap.

Timing Belts
Timing  belt merupakan aksi gabungan antara  chain dan  sprocket pada bentuk  flat  belt. Bentuk dasarnya merupakan flat yang memiliki gigi-gigi berukuran sama pada permukaan kotak dengan gigi pulley. Sebagaimana penggerak gear rantai, membutuhkan kelurusan pada perpasangan pulley Keuntungan timing belt:
  1. Tidak terjadi slip atau variasi kecepatan.
  2. Membutuhkan perawatan yang ringan.
  3. Mampu digunakan pada range beban yang lebar.
  4. Memiliki efficiency mekanis tinggi karena tidak terjadi gesekan atau  slip, initial tension berkurang dan memiliki kontruksi yang tipis.
V-Ribbed Belts 
V-ribbed  belts merupakan gabungan alur luar berbentuk V-belt. Lapisan inti penguat terdapat pada bagian daftar belt. Sebagaimana V-belt kemampuan memindahkan power tergantung pada aksi jepit antara alur dan belt.




GLOSARIUM
Additive     : bahan tambah. 
Anti foam     : sifat oli untuk tidak mudah berbusa. 
Anti Rust / corrosion     : sifat oli memisahkan debu dan mencegah korosi. 
Anti wear      : sifat oli untuk mencegah keausan. 
Ash content      : besarnya kandungan debu pada fuel. 
Bearing      : berfungsi untuk mengurangi gesekan dan keausan serta hilangnya tenaga akibat bagian yang saling berputar. 
Belt      : Pemindah tenaga melalui kontak antara  belt dengan  pulley penggerak dan  pulley yang digerakkan. 
Boiling point     : titik didih dari suatu material. 
Bolt     : fasteners yang digunakan sebagai pasangan dari nut. 
Cetane number      : merupakan nilai yang menunjukkkan kemudahan pembakaran  fuel. Cetane number sangat menentukan kemudahan start dan pembakaran. 
Clamp     : digunakan untuk pengikat pada penyambungan hose ke pipa logam. 
Coloumb (Q)      : banyaknya muatan listrik (elektron) yang mengalir melalui suatu titik pada sebuah penghantar. 
Coolant      : zat cair yang digunakan pada circuit pendingin engine.  
Density     : berat jenis. 
Drop point      : titik leleh, merupakan titik suhu pada saat grease mulai mencair akibat panas.  
Electrolyte battery     : material pada battery yang membuat material aktif seperti plate dan asam sulfat (sulfuric acid) terjadi reaksi kimia sehingga battery dapat menghasilkan arus. 
Extreme pressure memperbaiki ketahanan oil terhadap tekanan. 
Fasteners     : pengencang yang digunakan untuk menggabungkan beberapa  parts atau komponen menjadi suatu komponen assembly. 
Flash point     : merupakan nilai yang lebih menunjukkan temperatur penyalaan bahan bakar. 
Gasket      : mencegah kebocoran cairan melalui permukaan bidang  kontaknya terhadap komponen yang dirakit dan bersifat static. 
Key     : pasak, digunakan sebagai lock antara roda sisi atau pulley tehadap shaft. 
Konduktor      :  Material yang dapat mengalirkan arus listrik, konduktor juga dapat dikatakan sebagai bahan yang atom–atomnya mempunyai jumlah elektron lebih kecil dari empat pada lintasan (kulit) terluar. 
Leverage/Mechanical lever      : alat yang digunakan untuk meneruskan dan menambah gerakan dan gaya. 
Liquid       : suatu zat atau material yang berbentuk cair. 
Nut      : merupakan fasteners dengan aplikasi pemakaian sebagai pasangan dari bolt. 
Pin     : digunakan sebagai  fasteners pada bagian parts yang bergerak dan sebagai pengunci (lock) serta sebagai pelurus posisi parts yang saling disambungkan. 
Pour point      : menunjukkan temperatur terendah fuel dapat mengalir.  
Pressure     : gaya pada satuan luas. 
O-ring     : berfungsi sebagai seal akibat tertekan (squeezed) pada komponen.  
Oxidation inhibitor       : sifat oli terhadap peristiwa oksidasi. 
Resistance      : hambatan, merupakan perlambatan kecepatan elektron bebas yang berjalan melalui sebuah logam, satuan hambatan listrik adalah ohm dan simbolnya adalah F.  
Screw     : merupakan salah satu jenis fasteners yang bentuknya hampir sama dengan bolt atau capscrew, akan tetapi berukuran kecil. 
Seal      : digunakan sebagai penyekat atau perapat pada bagian yang saling disambungkan terhadap kebocoran cairan, udara, debu, dan menjaga tekanan. 
Snap ring     : merupakan pendukung yang berfungsi sebagai lock penempatan posisi atau penahan (retainer), 
Spesific gravity      :   rapat relatif, merupakan perbandingan (rasio) dan berat jenis (density) suatu zat cair diperbandingkan dengan berat jenis air murni. 
Stud      : merupakan salah satu jenis  fasteners berupa steel rod yang memiliki  thread pada kedua ujungnya. 
Tensile strength     : Kekuatan tarik dari suatu bahan. 
Thread     : Ulir, thread dibedakan atas thread kasar (coarse thread) dan thread halus (fine thread). 
Viscosity     : kekentalan, merupakan ukuran kemampuan suatu cairan untuk mengalir.
Washer      : merupakan cincin penutup yang digunakan antara bolt ataupun nut terhadap parts atau komponen yang diikat. 

Prinsip Dasar Seal

hiii Sobat pembaca...
pada postinga kali ini ane akan share tentang pengenalan prinsip dasar Seal.
Langsung aja ya sob....

SEALS

Seal digunakan sebagai penyekat atau perapat pada bagian yang saling disambungkan terhadap kebocoran cairan, udara, debu, dan menjaga tekanan. Terdapat dua jenis bentuk seal, yaitu:
•  Dynamic Seal digunakan sebagai perapat pada parts yang bergerak, contoh:
  1. Radial lip seal
  2. Clearance seal
  3. Ring seal
  4. Face seal
  5. Compression packing
  6. Molded packing
  7. Diaphragma seal
•  Static Seal digunakan sebagai perapat pada parts statis (fixed parts):
  • Static O-ring
  • Metallic gasket
  • Non metallic gasket
  • Sealant

Radial lip Seal  (Oil Seal)

Radial lip seal digunakan sebagai penyekat untuk pelumas pada sistem yang memiliki shaft berputar. Radial lip  seal ini biasa disebut juga  oil  seal. Penyekat atau perapatan (sealing) berdasarkan perbedaan ukuran antara elemen seal dan diameter luar shaft merupakan dasar prinsip sealing, juga ditambahkan spring dibelakang  lip  seal. Antara  lip  seal dengan shaft harus terdapat lapisan film sebagai perapat dan pelumas.Bila lapisan film terlalu tebal, maka cairan akan bocor tetapi bila terlalu tipis akan timbul gesekan dan keausan pada lip  seal. Tebal tipisnya lapisan film dipengaruhi oleh tekanan lip  seal.Oil seal dibedakan berdasar bentuk lip seal.
Di bawah ini merupakan gambar lip seal atau oil seal dan bentuk dasarnya untuk single lip dan double lip.
Macam-macam lip seal adalah:
  1. Single lip seal:  lip  tidak menggunakan spring loaded. Untuk  sealing cairan kental seperti grease pada shaft dengan kecepatan lambat.
  2. Single lip spring loaded: spring loaded membantu kerapartan  seal, digunakan untuk sealing cairan dengan viskositas yang rendah pada shaft kecepatan putar tinggi dan pada daerah yang tidak berdebu.
  3. Double lip: lip seal menghadap berlawanan arah dengan tambahan spring loaded pada kedua sisinya. Digunakan sebagai  sealing  terhadap cairan pada  lip yang dilengkapi dengan  spring loaded, sedangkan sisi lip yang lain melakukan sealing terhadap debu atau partikel.
  4. Dual lip: lip seal menghadap berlawanan arah dan memiliki spring loaded pada kedua sisinya. Digunakan sebagai sealing terhadap pelumas kental pada salah satu sisi dan sebagai sealing terhadap cairan pada sisi yang lain.
Pemasangan  oil seal harus diperhatikan untuk mencegah kerusakan dini atau kebocoran akibat rusaknya  lip seal. Lip mudah sobek dan rusak. Sebelum dipasang seal  harap disimpan secara aman, jauh dari panas dan debu.

Packing

Packing digolongkan menjadi dua tipe yaitu compression packing dan molded packing.
  • Compression packing membentuk ketika  packing tersebut dipasang dan tertekan antara alur polos dan  housing. Gaya tekan mengakibatkan  packing  mengambang  sealing terhadap alur pada poros maupun pada housing. Terdapat tiga jenis compression packing, yaitu: fabric (serat), metallic dan plastik. gambar berikut menunjukkan bentuk compression paking.


  • Molded packing merupakan dynamic seal, terdiri dari dua tipe yaitu  lip type dan squeeze type. Jenis- jenis  lip type adalah  flange, cup, u-cup, u-ring  dan  v-ring. Jenis  squeeze  type adalah  o-ring dalam berbagai bentuk.  Lip type  packing melakukan  sealing  karena adanya gaya tekan fluida atau udara yang menyebabkan  lip mengembang. Gambar berikut menunjukkan contoh pemakaian packing pada piston dan cylinder head dari hydrolic cylinder.

Packing Pada Piston Dan Head Hdraulic Cylinder

O- ring

O-ring berfungsi sebagai  seal akibat tertekan (squeezed) pada proses pemasangan. Proses  sealing terjadi akibat tekanan cairan menekan o-ring. Static o-ring memberikan sealing terhadap komponen statis untuk mencegah cairan fluida atau udara.
O-ring Seal
Dynamic  o-ring digunakan sebagai  sealing terhadap fluida pada bagian komponen yang saling bergerak.
Terdapat tiga penggunaan o-ring, yaitu:
  1. Reciprocating, bila digunakan sebagai seal piston ring atau sealing  pada sekitar piston rod.
  2. Oscillating  bila  seal berputar bolak-balik pada derajat yang terbatas atau  seal berputar beberapa kali putaran pada saat proses sealing.
  3. Rotating, apabila  o-ring memberikan  sealing terhadap shaft yang berputar pada  dynamic dalam o-ring.
Gambar berikut menunjukkan berbagai macam o-ring yang telah terpasang pada komponen.
Pemasangan O-ring

Gasket

Gasket merupakan static, mencegah kebocoran cairan melalui permukaan bidang kontaknya terhadap komponen yang dirakit. Faktor utama dalam penggunaan  gasket adalah  seal material dapat menyesuaikan bentuk  (conform) terhadap ketidaksempurnaan kontak antara bidang permukaan bentuk gasket terhadap permukaan kontak.
Gasket Kit
Pada pemasangan  gasket sebagai penyekat perlu diperhatikan besarnya tekanan pada saat pemasangan. Semakin kuat tekanan diberikan pada  gasket tidak berarti akan menghasilkan kemampuan sealing yang semakin baik.
Tekanan minimum yang diperlukan gasket tergantung pada:
  • Jenis material gasket
Kemampuan sealing minimum tergantung pada tingkatan jenis material gasket. Material yang digunakan adalah asbestos cork, rubber, plastic sand paper atau campuran material tersebut.
  • Tekanan dalam (internal pressure)
Internal pressure cenderung menekan fluida keluar melalui seal assembly. Hal penting untuk menentukan seberapa besar tekanan flange diperlukan untuk menekan seal.
  • Fluida yang di sealing
Viskositas fluida yang terdapat pada tempat dimana  gasket berfungsi sebagai penyekat menentukan tekanan yang diperlukan untuk mengencangkan gasket.
  • Width/ thickness ratio
Penurunan kekuatan tekanan terhadap kenaikan ketebalan  gasket sering dengan perbandingan lebar  sealing  gasket terhadap kenaikan ketebalan  gasket pada saat tidak ditekan. Dengan kata lain semakin kecil perbandingan antara lebar kotak permukaan sealing terhadap tebal  gasket membutuhkan kekuatan tekan yang lebih tinggi. Oleh karena itu, gasket memiliki lubang  bolt yang letaknya tidak boleh terlalu dekat terhadap sisi dalam gasket.


GLOSARIUM
Additive     : bahan tambah. 
Anti foam     : sifat oli untuk tidak mudah berbusa. 
Anti Rust / corrosion     : sifat oli memisahkan debu dan mencegah korosi. 
Anti wear      : sifat oli untuk mencegah keausan. 
Ash content      : besarnya kandungan debu pada fuel. 
Bearing      : berfungsi untuk mengurangi gesekan dan keausan serta hilangnya tenaga akibat bagian yang saling berputar. 
Belt      : Pemindah tenaga melalui kontak antara  belt dengan  pulley penggerak dan  pulley yang digerakkan. 
Boiling point     : titik didih dari suatu material. 
Bolt     : fasteners yang digunakan sebagai pasangan dari nut. 
Cetane number      : merupakan nilai yang menunjukkkan kemudahan pembakaran  fuel. Cetane number sangat menentukan kemudahan start dan pembakaran. 
Clamp     : digunakan untuk pengikat pada penyambungan hose ke pipa logam. 
Coloumb (Q)      : banyaknya muatan listrik (elektron) yang mengalir melalui suatu titik pada sebuah penghantar. 
Coolant      : zat cair yang digunakan pada circuit pendingin engine.  
Density     : berat jenis. 
Drop point      : titik leleh, merupakan titik suhu pada saat grease mulai mencair akibat panas.  
Electrolyte battery     : material pada battery yang membuat material aktif seperti plate dan asam sulfat (sulfuric acid) terjadi reaksi kimia sehingga battery dapat menghasilkan arus. 
Extreme pressure memperbaiki ketahanan oil terhadap tekanan. 
Fasteners     : pengencang yang digunakan untuk menggabungkan beberapa  parts atau komponen menjadi suatu komponen assembly. 
Flash point     : merupakan nilai yang lebih menunjukkan temperatur penyalaan bahan bakar. 
Gasket      : mencegah kebocoran cairan melalui permukaan bidang  kontaknya terhadap komponen yang dirakit dan bersifat static. 
Key     : pasak, digunakan sebagai lock antara roda sisi atau pulley tehadap shaft. 
Konduktor      :  Material yang dapat mengalirkan arus listrik, konduktor juga dapat dikatakan sebagai bahan yang atom–atomnya mempunyai jumlah elektron lebih kecil dari empat pada lintasan (kulit) terluar. 
Leverage/Mechanical lever      : alat yang digunakan untuk meneruskan dan menambah gerakan dan gaya. 
Liquid       : suatu zat atau material yang berbentuk cair. 
Nut      : merupakan fasteners dengan aplikasi pemakaian sebagai pasangan dari bolt. 
Pin     : digunakan sebagai  fasteners pada bagian parts yang bergerak dan sebagai pengunci (lock) serta sebagai pelurus posisi parts yang saling disambungkan. 
Pour point      : menunjukkan temperatur terendah fuel dapat mengalir.  
Pressure     : gaya pada satuan luas. 
O-ring     : berfungsi sebagai seal akibat tertekan (squeezed) pada komponen.  
Oxidation inhibitor       : sifat oli terhadap peristiwa oksidasi. 
Resistance      : hambatan, merupakan perlambatan kecepatan elektron bebas yang berjalan melalui sebuah logam, satuan hambatan listrik adalah ohm dan simbolnya adalah F.  
Screw     : merupakan salah satu jenis fasteners yang bentuknya hampir sama dengan bolt atau capscrew, akan tetapi berukuran kecil. 
Seal      : digunakan sebagai penyekat atau perapat pada bagian yang saling disambungkan terhadap kebocoran cairan, udara, debu, dan menjaga tekanan. 
Snap ring     : merupakan pendukung yang berfungsi sebagai lock penempatan posisi atau penahan (retainer), 
Spesific gravity      :   rapat relatif, merupakan perbandingan (rasio) dan berat jenis (density) suatu zat cair diperbandingkan dengan berat jenis air murni. 
Stud      : merupakan salah satu jenis  fasteners berupa steel rod yang memiliki  thread pada kedua ujungnya. 
Tensile strength     : Kekuatan tarik dari suatu bahan. 
Thread     : Ulir, thread dibedakan atas thread kasar (coarse thread) dan thread halus (fine thread). 
Viscosity     : kekentalan, merupakan ukuran kemampuan suatu cairan untuk mengalir.
Washer      : merupakan cincin penutup yang digunakan antara bolt ataupun nut terhadap parts atau komponen yang diikat. 

Prinsip Dasar Bearing

hiiii sobat pembaca...
kali ini postingan ane akan mencoba pengenalan pada Prinsip dasar bearing..
langsung aj yaaa..

BEARING

Bearing berfungsi untuk mengurangi gesekan dan keausan serta hilangnya tenaga akibat bagian yang saling berputar. Bearing dibagi menjadi dua tipe yaitu plain bearing (friction bearing) dan anti friction bearing.

1.Plain Bearing
Plain bearing mengurangi gesekan karena adanya sliding  contact  antara permukaan yang saling bergesekan. Plain bearing disebut juga dengan bushing atau bearing. Bushing dan bearing memiliki pengertian yang hampir sama, secara umum dapat dibedakan berdasarkan kriteria berikut:
Plain bearing disebut bushing apabila:

  1. Berbentuk sleeve satu lingkaran penuh dengan pemasangan di press terhadap lubang.
  2. Memungkinkan proses finishing pada bagian dalam dari  bushing untuk mendapatkan penyesuaian yang tepat.
  3. Digunakan untuk putaran lambat dengan tingkat beban  ringan sampai berat atau putaran sedang dengan beban ringan.

Plain bearing disebut split bearing apabila:

  1. Berbentuk sleeve setengah lingkaran sehingga untuk menjalankan fungsinya digunakan dua buah sleeve setengah lingkaran (satu pasang).
  2. Digunakan untuk putaran tinggi.

Bushing
Plain bearing terbuat dari berbagai macam material tergantung pada kecepatan putar  shaft, beban yang didukung dan tipe pelumasan yang digunakan. Plain bearing terbuat dari kayu, karet, plastik,besi tuang, tembaga, kuningan dan perunggu.
Berdasarkan pelumasannya plain bearing digolongkan menjadi:

  1. Pelumasan kering : tidak terdapat lubrikasi antara permukaan yang saling bersinggungan.
  2. Pelumasan terbatas : pelumasan dengan kondisi lapisan film tipis antar bagian yang saling bergesekan.
  3. Pelumas penuh : keseluruhan permukaan yang bersinggungan dipisahkan oleh lapisan.

2.Anti Friction Bearing
Anti friction bearing memiliki tiga jenis bentuk dasar bearing, yaitu:

  1. Ball Bearing
  2. Roller Bearing
  3. Needle Bearing

Anti Friction Bearing
Anti friction bearing terbuat dari baja yang dikeraskan (hardened steel). Dimana bagian-bagian utama dari anti friction bearing adalah:

  • Race  adalah cincin bagian dalam  (inner race)  dan cincin bagian luar  (outer race) sebagai tempat dudukan elemen gelinding.
  • Ball, rollers atau needle adalah element gelinding untuk mengurangi gesekan.
  • Separator atau cages adalah pengatur jarak antara element gelinding.


  Ball Bearing
Ball bearing memiliki empat macam race, yaitu :

  1. Conrad bearing
  2. Full type bearing
  3. Split race bearing
  4. Angular contact bearing

Ball bearing dibagi menjadi empat macam berdasarkan beban yang diterimanya, yaitu :

  1. Radial Load Bearing
  2. Radial and Thrust Load Bearing
  3. Self Aligning Radial Load
  4. Thrust Load Bearing

•  Roller Bearing
Roller  bearing digunakan untuk menumpu beban yang lebih besar dibanding dengan  ball  bearing
Berdasarkan beban yang diterima roller bearing digolongkan menjadi:

  1. Radial Load, Straight Roller Bearing.
  2. Radial and Thrust Load, Tapered Roller.
  3. Self Aligning, Radial and Thrust Load.
  4. Self Aligning, Radial and Thrust Load Concave Roller Bearing.
  5. Thrust Load.

•  Needle Bearing
Needle bearing memiliki elemen gelinding berdiameter kecil atau berbentuk jarum, karena bentuknya tersebut maka needle bearing banyak digunakan untuk tempat dengan ruang terbatas. Jenis needle bearing meliputi radial load bearing dan thrust load bearing.



GLOSARIUM
Additive     : bahan tambah. 
Anti foam     : sifat oli untuk tidak mudah berbusa. 
Anti Rust / corrosion     : sifat oli memisahkan debu dan mencegah korosi. 
Anti wear      : sifat oli untuk mencegah keausan. 
Ash content      : besarnya kandungan debu pada fuel. 
Bearing      : berfungsi untuk mengurangi gesekan dan keausan serta hilangnya tenaga akibat bagian yang saling berputar. 
Belt      : Pemindah tenaga melalui kontak antara  belt dengan  pulley penggerak dan  pulley yang digerakkan. 
Boiling point     : titik didih dari suatu material. 
Bolt     : fasteners yang digunakan sebagai pasangan dari nut. 
Cetane number      : merupakan nilai yang menunjukkkan kemudahan pembakaran  fuel. Cetane number sangat menentukan kemudahan start dan pembakaran. 
Clamp     : digunakan untuk pengikat pada penyambungan hose ke pipa logam. 
Coloumb (Q)      : banyaknya muatan listrik (elektron) yang mengalir melalui suatu titik pada sebuah penghantar. 
Coolant      : zat cair yang digunakan pada circuit pendingin engine.  
Density     : berat jenis. 
Drop point      : titik leleh, merupakan titik suhu pada saat grease mulai mencair akibat panas.  
Electrolyte battery     : material pada battery yang membuat material aktif seperti plate dan asam sulfat (sulfuric acid) terjadi reaksi kimia sehingga battery dapat menghasilkan arus. 
Extreme pressure memperbaiki ketahanan oil terhadap tekanan. 
Fasteners     : pengencang yang digunakan untuk menggabungkan beberapa  parts atau komponen menjadi suatu komponen assembly. 
Flash point     : merupakan nilai yang lebih menunjukkan temperatur penyalaan bahan bakar. 
Gasket      : mencegah kebocoran cairan melalui permukaan bidang  kontaknya terhadap komponen yang dirakit dan bersifat static. 
Key     : pasak, digunakan sebagai lock antara roda sisi atau pulley tehadap shaft. 
Konduktor      :  Material yang dapat mengalirkan arus listrik, konduktor juga dapat dikatakan sebagai bahan yang atom–atomnya mempunyai jumlah elektron lebih kecil dari empat pada lintasan (kulit) terluar. 
Leverage/Mechanical lever      : alat yang digunakan untuk meneruskan dan menambah gerakan dan gaya. 
Liquid       : suatu zat atau material yang berbentuk cair. 
Nut      : merupakan fasteners dengan aplikasi pemakaian sebagai pasangan dari bolt. 
Pin     : digunakan sebagai  fasteners pada bagian parts yang bergerak dan sebagai pengunci (lock) serta sebagai pelurus posisi parts yang saling disambungkan. 
Pour point      : menunjukkan temperatur terendah fuel dapat mengalir.  
Pressure     : gaya pada satuan luas. 
O-ring     : berfungsi sebagai seal akibat tertekan (squeezed) pada komponen.  
Oxidation inhibitor       : sifat oli terhadap peristiwa oksidasi. 
Resistance      : hambatan, merupakan perlambatan kecepatan elektron bebas yang berjalan melalui sebuah logam, satuan hambatan listrik adalah ohm dan simbolnya adalah F.  
Screw     : merupakan salah satu jenis fasteners yang bentuknya hampir sama dengan bolt atau capscrew, akan tetapi berukuran kecil. 
Seal      : digunakan sebagai penyekat atau perapat pada bagian yang saling disambungkan terhadap kebocoran cairan, udara, debu, dan menjaga tekanan. 
Snap ring     : merupakan pendukung yang berfungsi sebagai lock penempatan posisi atau penahan (retainer), 
Spesific gravity      :   rapat relatif, merupakan perbandingan (rasio) dan berat jenis (density) suatu zat cair diperbandingkan dengan berat jenis air murni. 
Stud      : merupakan salah satu jenis  fasteners berupa steel rod yang memiliki  thread pada kedua ujungnya. 
Tensile strength     : Kekuatan tarik dari suatu bahan. 
Thread     : Ulir, thread dibedakan atas thread kasar (coarse thread) dan thread halus (fine thread). 
Viscosity     : kekentalan, merupakan ukuran kemampuan suatu cairan untuk mengalir.
Washer      : merupakan cincin penutup yang digunakan antara bolt ataupun nut terhadap parts atau komponen yang diikat. 

Senin, 21 Agustus 2017

Prinsip dasar Electrolyte Battery

Hiii sobat pembaca,,
Pada Postingan kali ini ane akan share tentang Prinsip dasar tentang electrolite battery..
Langsung aja yaaa sobb...

Battery menghasilkan arus berdasarkan reaksi kimia antara material aktif seperti  plate dan asam sulfat  (sulfuric acid) dari larutan  electrolyte. Larutan  electrolyte tersebut dari campuran antara air suling (H2O) dan asam sulfat (H2SO4) dengan konsentrasi larutan H2O 64% dan H2SO4 36%. Skema berikut menggambarkan komposisi larutan electrolyte.
Electrolyte pada saat kondisi battery fuel charge merupakan campuran dari concentrate asam sulfat pada air seperti pada skema diatas yang memiliki specific gravity 1.270 pada 27ÂșC. Tegangan pada cell battery tergantung pada perbedaan kimia antara plate (aktif material) dan konsentrasi atau kandungan electrolyte. Battery terdiri dari Plate positif yang terbuat dari peroksida timbal (PbO2), plate negatif yang terbuat dari timbal (Pb) dan larutan electrolyte (H2SO4). Pada saat discharge arus battery dihasilkan dan peristiwa reaksi kimia sbb: Plate positif (PbO2) terbuat dari campuran antara timbal (Pb) dan Oksigen (O2) sedangkan asam sulfat ( S ) dan oksigen. Oksigen pada plat positif dan hydrogen pada asam sulfat bereaksi membentuk air (H2). Saat yang sama timbal (Pb) pada plate positif maupun negatif beraksi dengan SO4 sehingga menjadi PbSO4.
Pada saat proses charging terjadi reverse proses kimia pada larutan electrolyte battery. Timbal sulfat (PbSO4) terurai menjadi Pb dan SO4. Sedangkan air (H2O) terurai menjadi hydrogen dan bereaksi dengan SO4 menjadi asam sulfat (H2SO4). Pada saat yang sama oksigen (O2) terurainya H2O diikat oleh timbal (Pb). Plate positif membentuk timbal (PbO2).
Pada saat proses discharging, specific gravity electrolyte battery mengalami penurunan karena pada saat tersebut  sulfuric acid (asam sulfat) diikat oleh timbal sehingga menjadi timbalk sulfat (PbSO4) sehingga yang tersisa dari  electrolyte adalah air. Pada peristiwa  charging specific, gravity larutan electrolyte akan naik karena pada saat tersebut terbentuk larutan asam sulfat (H2SO4).  Specific gravity dan tegangan battery.
Pada proses charging H2O terurai H2 dan O2 untuk bereaksi dengan Pb dan SO4. Gas H2 bersifat mudah terbakar dan explosive sehingga perlu terdapat ventilasi yang cukup dan dari api. Bila melakukan charging dengan charger tutup battery harus dibuka dan pastikan lubang ventilasi tutup battery selalu bersih, battery yang mengalami over charging ditandai dengan penambahan air battery yang berlebihan, karena H2O menguap pada saat reaksi charging yang berlebihan  sehingga temperatur mengalami kenaikan yang berlebih  pula. Untuk menambah level  electrolyte  battery gunakan air suling (H2O).



GLOSARIUM
Additive     : bahan tambah. 
Anti foam     : sifat oli untuk tidak mudah berbusa. 
Anti Rust / corrosion     : sifat oli memisahkan debu dan mencegah korosi. 
Anti wear      : sifat oli untuk mencegah keausan. 
Ash content      : besarnya kandungan debu pada fuel. 
Bearing      : berfungsi untuk mengurangi gesekan dan keausan serta hilangnya tenaga akibat bagian yang saling berputar. 
Belt      : Pemindah tenaga melalui kontak antara  belt dengan  pulley penggerak dan  pulley yang digerakkan. 
Boiling point     : titik didih dari suatu material. 
Bolt     : fasteners yang digunakan sebagai pasangan dari nut. 
Cetane number      : merupakan nilai yang menunjukkkan kemudahan pembakaran  fuel. Cetane number sangat menentukan kemudahan start dan pembakaran. 
Clamp     : digunakan untuk pengikat pada penyambungan hose ke pipa logam. 
Coloumb (Q)      : banyaknya muatan listrik (elektron) yang mengalir melalui suatu titik pada sebuah penghantar. 
Coolant      : zat cair yang digunakan pada circuit pendingin engine.  
Density     : berat jenis. 
Drop point      : titik leleh, merupakan titik suhu pada saat grease mulai mencair akibat panas.  
Electrolyte battery     : material pada battery yang membuat material aktif seperti plate dan asam sulfat (sulfuric acid) terjadi reaksi kimia sehingga battery dapat menghasilkan arus. 
Extreme pressure memperbaiki ketahanan oil terhadap tekanan. 
Fasteners     : pengencang yang digunakan untuk menggabungkan beberapa  parts atau komponen menjadi suatu komponen assembly. 
Flash point     : merupakan nilai yang lebih menunjukkan temperatur penyalaan bahan bakar. 
Gasket      : mencegah kebocoran cairan melalui permukaan bidang  kontaknya terhadap komponen yang dirakit dan bersifat static. 
Key     : pasak, digunakan sebagai lock antara roda sisi atau pulley tehadap shaft. 
Konduktor      :  Material yang dapat mengalirkan arus listrik, konduktor juga dapat dikatakan sebagai bahan yang atom–atomnya mempunyai jumlah elektron lebih kecil dari empat pada lintasan (kulit) terluar. 
Leverage/Mechanical lever      : alat yang digunakan untuk meneruskan dan menambah gerakan dan gaya. 
Liquid       : suatu zat atau material yang berbentuk cair. 
Nut      : merupakan fasteners dengan aplikasi pemakaian sebagai pasangan dari bolt. 
Pin     : digunakan sebagai  fasteners pada bagian parts yang bergerak dan sebagai pengunci (lock) serta sebagai pelurus posisi parts yang saling disambungkan. 
Pour point      : menunjukkan temperatur terendah fuel dapat mengalir.  
Pressure     : gaya pada satuan luas. 
O-ring     : berfungsi sebagai seal akibat tertekan (squeezed) pada komponen.  
Oxidation inhibitor       : sifat oli terhadap peristiwa oksidasi. 
Resistance      : hambatan, merupakan perlambatan kecepatan elektron bebas yang berjalan melalui sebuah logam, satuan hambatan listrik adalah ohm dan simbolnya adalah F.  
Screw     : merupakan salah satu jenis fasteners yang bentuknya hampir sama dengan bolt atau capscrew, akan tetapi berukuran kecil. 
Seal      : digunakan sebagai penyekat atau perapat pada bagian yang saling disambungkan terhadap kebocoran cairan, udara, debu, dan menjaga tekanan. 
Snap ring     : merupakan pendukung yang berfungsi sebagai lock penempatan posisi atau penahan (retainer), 
Spesific gravity      :   rapat relatif, merupakan perbandingan (rasio) dan berat jenis (density) suatu zat cair diperbandingkan dengan berat jenis air murni. 
Stud      : merupakan salah satu jenis  fasteners berupa steel rod yang memiliki  thread pada kedua ujungnya. 
Tensile strength     : Kekuatan tarik dari suatu bahan. 
Thread     : Ulir, thread dibedakan atas thread kasar (coarse thread) dan thread halus (fine thread). 
Viscosity     : kekentalan, merupakan ukuran kemampuan suatu cairan untuk mengalir.
Washer      : merupakan cincin penutup yang digunakan antara bolt ataupun nut terhadap parts atau komponen yang diikat. 

Prinsip Dasar Pendingin ( Coolant )

Hiii Sobat Pembaca,,
kali ini ane akan share tentang prinsip dasar pendingin agar sobat pembaca bisa memahami pentingnya pemilihan yang tepat untuk pemilihan jenis pendinginan untuk perawatan mesin.
okeeeyy ,,,,langsung yaaahhh,,,

Coolant adalah zat cair yang digunakan pada circuit pendingin engine. Fungsi utama coolant adalah sebagai penyerap panas, pada bagian-bagian engine seperti cylinder block & cylinder head.
Sifat- sifat yang harus dimiliki coolant diantaranya sebagai berikut:

  1. Memiliki sifat penyerap panas/sebagai media pemindah panas. 
  2. Mencegah terjadinya/ timbulnya endapan pada sirkuit sistem pendingin. 
  3. Tidak berakibat korosif logam besi tembaga ataupun aluminum. 

Air merupakan media praktis sebagai penyerap panas walaupun demikian lambat laun air dapat
menyebabkan korosi dan karena kandungan mineral dalam  air dapat mengakibatkan timbulnya
endapan pada permukaan saluran pendingin. Clorida, sulfat, magnesium dan calsium pada air dapat
menyebabkan  scale deposit dan  sludge deposit atau korosi. Air yang telah mengalami distilasi  atau
detonisasi direkomendasikan penggunaannya untuk mengurangi efek yang dibutuhkan oleh kandungan mineral pada air.
Kandungan maksimum mineral dalam air pendingin ditunjukkan dalam tabel berikut :
Selain batas maksimum kandungan mineral air tidak boleh bersifat asam atau bersifat basa atau memiliki pH 7, selain itu air harus bersih, tidak berwarna dan tidak berasa.



GLOSARIUM
Additive     : bahan tambah. 
Anti foam     : sifat oli untuk tidak mudah berbusa. 
Anti Rust / corrosion     : sifat oli memisahkan debu dan mencegah korosi. 
Anti wear      : sifat oli untuk mencegah keausan. 
Ash content      : besarnya kandungan debu pada fuel. 
Bearing      : berfungsi untuk mengurangi gesekan dan keausan serta hilangnya tenaga akibat bagian yang saling berputar. 
Belt      : Pemindah tenaga melalui kontak antara  belt dengan  pulley penggerak dan  pulley yang digerakkan. 
Boiling point     : titik didih dari suatu material. 
Bolt     : fasteners yang digunakan sebagai pasangan dari nut. 
Cetane number      : merupakan nilai yang menunjukkkan kemudahan pembakaran  fuel. Cetane number sangat menentukan kemudahan start dan pembakaran. 
Clamp     : digunakan untuk pengikat pada penyambungan hose ke pipa logam. 
Coloumb (Q)      : banyaknya muatan listrik (elektron) yang mengalir melalui suatu titik pada sebuah penghantar. 
Coolant      : zat cair yang digunakan pada circuit pendingin engine.  
Density     : berat jenis. 
Drop point      : titik leleh, merupakan titik suhu pada saat grease mulai mencair akibat panas.  
Electrolyte battery     : material pada battery yang membuat material aktif seperti plate dan asam sulfat (sulfuric acid) terjadi reaksi kimia sehingga battery dapat menghasilkan arus. 
Extreme pressure memperbaiki ketahanan oil terhadap tekanan. 
Fasteners     : pengencang yang digunakan untuk menggabungkan beberapa  parts atau komponen menjadi suatu komponen assembly. 
Flash point     : merupakan nilai yang lebih menunjukkan temperatur penyalaan bahan bakar. 
Gasket      : mencegah kebocoran cairan melalui permukaan bidang  kontaknya terhadap komponen yang dirakit dan bersifat static. 
Key     : pasak, digunakan sebagai lock antara roda sisi atau pulley tehadap shaft. 
Konduktor      :  Material yang dapat mengalirkan arus listrik, konduktor juga dapat dikatakan sebagai bahan yang atom–atomnya mempunyai jumlah elektron lebih kecil dari empat pada lintasan (kulit) terluar. 
Leverage/Mechanical lever      : alat yang digunakan untuk meneruskan dan menambah gerakan dan gaya. 
Liquid       : suatu zat atau material yang berbentuk cair. 
Nut      : merupakan fasteners dengan aplikasi pemakaian sebagai pasangan dari bolt. 
Pin     : digunakan sebagai  fasteners pada bagian parts yang bergerak dan sebagai pengunci (lock) serta sebagai pelurus posisi parts yang saling disambungkan. 
Pour point      : menunjukkan temperatur terendah fuel dapat mengalir.  
Pressure     : gaya pada satuan luas. 
O-ring     : berfungsi sebagai seal akibat tertekan (squeezed) pada komponen.  
Oxidation inhibitor       : sifat oli terhadap peristiwa oksidasi. 
Resistance      : hambatan, merupakan perlambatan kecepatan elektron bebas yang berjalan melalui sebuah logam, satuan hambatan listrik adalah ohm dan simbolnya adalah F.  
Screw     : merupakan salah satu jenis fasteners yang bentuknya hampir sama dengan bolt atau capscrew, akan tetapi berukuran kecil. 
Seal      : digunakan sebagai penyekat atau perapat pada bagian yang saling disambungkan terhadap kebocoran cairan, udara, debu, dan menjaga tekanan. 
Snap ring     : merupakan pendukung yang berfungsi sebagai lock penempatan posisi atau penahan (retainer), 
Spesific gravity      :   rapat relatif, merupakan perbandingan (rasio) dan berat jenis (density) suatu zat cair diperbandingkan dengan berat jenis air murni. 
Stud      : merupakan salah satu jenis  fasteners berupa steel rod yang memiliki  thread pada kedua ujungnya. 
Tensile strength     : Kekuatan tarik dari suatu bahan. 
Thread     : Ulir, thread dibedakan atas thread kasar (coarse thread) dan thread halus (fine thread). 
Viscosity     : kekentalan, merupakan ukuran kemampuan suatu cairan untuk mengalir.
Washer      : merupakan cincin penutup yang digunakan antara bolt ataupun nut terhadap parts atau komponen yang diikat.