Senin, 21 Agustus 2017

Prinsip Dasar Pelumas

hiii Sobat,,,jumpa lagi yaaa,,postingan kali ini nih yang patut sobat cermatin karena ini yang menentukan perawatan yang bagus itu dari mana siihh...
okeeyyy langsung yaahh..

Ol i

Terdapat dua jenis lubricant yang biasa digunakan pada pemakaian sehari-hari yaitu Solid Lubricant dan Liquid Lubricant. Oli merupakan jenis  liquid lubricant sedangkan grease merupakan salah satu bentuk solid lubricant.
Oli ( Oil ) dibuat dari “base oil“ dan  “additive“ (bahan tambahan). Terdapat  tiga jenis base oil yang
digunakan :

  • Crude oil (minyak bumi):  
  1. Parrafinis base oil 
  2. Naptanic base oil 
  3. Aromatic base oil 
  • Natural oil (Minyak nabati) 
  • Syntetic oil (Bahan Kimia) 

•  Additive
Additive adalah bahan tambahan yang berfungsi untuk memperbaiki sifat-sifat mutu oli seperti :
  1. Extreme pressure memperbaiki ketahanan oil terhadap tekanan. 
  2. Viskositas Index (VI ) improves memperbaiki nilai viskositas oli. 
  3. Anti wear memperbaiki sifat oli untuk mencegah keausan. 
  4. Anti Rust/corrosion memperbaiki sifat oli memisahkan debu dan mencegah korosi. 
  5. Oxidation inhibitor memperbaiki sifat oli terhadap peristiwa oksidasi 
  6. Dipersant 
  7. Anti foam memperbaiki sifat oli agar oli tidak mudah berbusa, dll. 
Oli terbuat dari 80 – 85 % based oil dan 15 – 20 % additive. Mutu oli tidak dapat dengan melihat bentuk fisik maupun merasakannya dengan panca indra.
Oli diklasifikasikan ke dalam 5 macam jenis oli :
  1. Engine oil. 
  2. Hydraulic oil. 
  3. Gear oil. 
  4. Brake oil. 
  5. Automotatic Transmission Fluida ( ATF ). 
Semua jenis oli tersebut memiliki sifat kekentalan yang diukur berdasar atas angka kekentalan kinematisnya. Kekentalan kinematis pelumas diuji menggunakan beberapa metode uji, salah satunya menggunakan metode uji dengan standard viskositas kinematis yang dinyatakan dalam  centi stoke(cST).
Berdasarkan pada nilai viskositas kinematis tersebut oli dikelompokkan pada grade–grade tertentu dalam viskositas grade. Viskositas grade adalah angka yang menunjukkan tingkat kekentalan pelumas. Terhadap beberapa standard kekentalan oil yang dikeluarkan beberapa badan sebagai pedoman standard kekentalan pelumas.
Badan yang mengeluarkan standard tersebut diantaranya adalah:
  1. SAE ( Society Of Automatic Engineers ) dengan skala SAE10, SAE20, SAE30, SAE40, SAE20W-50, SAE90 dst. 
  2. AGMA (American Gear Manufaturer Association) dengan skala AGMA1,AGMA2, AGMA3,AGMA4, 5, 6, 7, 8, 8A. 
  3. ISO (International Standardization Organization) dengan skala 32 – 1500. 
  4. API (American Petroleum Institute) 
               •  Oli untuk Gasoline Engine : SA, SB, SC, SD, SE and SF
               •  Oli untuk Diesel Engine : CA, CB, CC, CD, CE and CF
               •  Viskositas Index.

Viskositas Index adalah bilangan atau angka yang menunjukkan kestabilan kekentalan oil terhadap
perubahahn temperatur. Oli berubah kekentalannya akibat pengaruh panas atau temperatur oli akan
menjadi encer akibat panas.
Oli berdasar viskositas  indexnya dikelompokkan menjadi tiga golongan, yaitu:
  1. Rendah bila nilai viskositas indexnya 1 – 29. 
  2. Sedang bila nilai viskositas indexnya 30 – 79. 
  3. Tinggi bila nilai viskositas indexnya 80 – 100. 
Contoh berikut menunjukkan oli dengan viskositas grade yang sama tetapi viskositas indexnya berbeda.
Perbedaannya ada dibawah tabel ini :
No SAE menunjukkan viskositas grade yang dikeluarkan SAE. Mesran 30 memiliki viskositas index yang lebih tinggi dibanding mesran B-30 karena memiliki ketahanan temperatur yang lebih baik. Pelumas yang digunakan pada mesin harus sesuai dengan spesifikasi yang direkomendasikan oleh pembuat mesin.
Contoh berikut menjelaskan jenis produk dan spesifikasi pemakaian yang berbeda.

Grease

Grease merupakan pelumas berbentuk padat. Terbuat dari minyak pelumas yang didapatkan dengan campuran sabun metalic atau non sabun metalic dan additive. Berikut skema beban yang digunakan pada pembuatan grease.
•  Klasifikasi Grease
Pelumas diklasifikasikan berdasar tingkat kekentalan, sedangkan grease diklasifikasikan berdasarkan tingkat kekerasaan  (consistency). Klasifikasi tingkat kekerasan grease ditentukan oleh  National Lubricating Institute (NLGI ), yang membagi tingkat kekerasan grease menjadi 9 tingkat kekerasaan (000-6). Penentuan kekerasan ini diuj i berdasarkan persyaratan uji ASTM D217  (American Standard Tool Testing and Material) dengan mengukur jarak penetrasi grease (1/10 mm). Pada temperatur 25ÂșC dengan alat  one quarter scale cone equipment. Table berikut menunjukkan klasifikasi tingkat kekentalan grease yang ditetapkan oleh NLGI .
•  Spesifikasi Grease.
Spesifiaksi grease dipengaruhi oleh ciri fisik grease yang menentukan kemampuan grease sebagai pelumas.

  1. Penetration atau penetrasi adalah kemampuan grease melakukan penetrasi dipengaruhi oleh kekentalan grease. Semakin kental/keras grease angka penetrasinya semakin kecil. Grease dengan kemampuan penetrasi tinggi akan mampu memberikan pelumasan pada celah yang kecil dengan baik.
  2. Drop point atau titik leleh adalah titik suhu pada saat grease mulai mencair akibat panas.Drop point menentukan suhu kerja maksimum grease yang biasanya ditentukan dibawah drop point.

Pokok-Pokok Pelumasan yang Benar


  1. Pastikan bahwa jenis pelumas yang digunakan sesuai untuk setiap titik/bagian pelumasan sesuai rekomendasi pembuat mesin.
  2. Berikan pelumasan atau penggantian pada selang waktu yang tetap sesuai rekomendasi pembuat mesin.
  3. Berikan pelumasan atau penggantian pelumas dengan cara yang tepat dan sesuai petunjuk OMM.
  4. Berikan pelumasan dalam jumlah yang tepat sesuai petunjuk perawatan dan pengoperasian.
  5. Jaga agar pelumas tetap bersih dengan cara menutup tempatnya dan menjaga kebersihan ruang penyimpanannya.
  6. Berikan pelumasan dengan peralatan yang bersih dan cegah terjadinya kontaminasi pelumas.

Penyimpanan dan Penanganan Pelumas

Pelumas sedapat mungkin di bawah atap sehingga tidak  terpengaruh cuaca. Apapun bentuk kemasan/ tempat pelumas bila sudah pernah dibuka dan isinya sudah dipakai haruslah ditutup kembali.
Bila penyimpanan drum yang belum dibuka diluar tidak dapat dihindarkan maka beberapa tindakan pencegahan harus dilakukan :

  1. Drum sebaiknya disimpan dengan posisi tidur, dengan  posisi tutup membentuk garis horizontal (jam tiga atau sembilan).
  2. Apabila oleh suatu sebab drum harus disimpan berdiri, drum harus terlepas dari tanah dan dilepaskan dengan posisi terbalik (tutup dibawah). Bila tidak mungkin posisikan drum miring agar air hujan tidak mengenai tutup.
  3. Gunakan lap untuk membersihkan  hose atau peralatan lain, tetapi jangan gunakan lap dari bahan katun wool lepas yang cenderung meninggalkan serat pada saat digunakan lap.




GLOSARIUM
Additive     : bahan tambah. 
Anti foam     : sifat oli untuk tidak mudah berbusa. 
Anti Rust / corrosion     : sifat oli memisahkan debu dan mencegah korosi. 
Anti wear      : sifat oli untuk mencegah keausan. 
Ash content      : besarnya kandungan debu pada fuel. 
Bearing      : berfungsi untuk mengurangi gesekan dan keausan serta hilangnya tenaga akibat bagian yang saling berputar. 
Belt      : Pemindah tenaga melalui kontak antara  belt dengan  pulley penggerak dan  pulley yang digerakkan. 
Boiling point     : titik didih dari suatu material. 
Bolt     : fasteners yang digunakan sebagai pasangan dari nut. 
Cetane number      : merupakan nilai yang menunjukkkan kemudahan pembakaran  fuel. Cetane number sangat menentukan kemudahan start dan pembakaran. 
Clamp     : digunakan untuk pengikat pada penyambungan hose ke pipa logam. 
Coloumb (Q)      : banyaknya muatan listrik (elektron) yang mengalir melalui suatu titik pada sebuah penghantar. 
Coolant      : zat cair yang digunakan pada circuit pendingin engine.  
Density     : berat jenis. 
Drop point      : titik leleh, merupakan titik suhu pada saat grease mulai mencair akibat panas.  
Electrolyte battery     : material pada battery yang membuat material aktif seperti plate dan asam sulfat (sulfuric acid) terjadi reaksi kimia sehingga battery dapat menghasilkan arus. 
Extreme pressure memperbaiki ketahanan oil terhadap tekanan. 
Fasteners     : pengencang yang digunakan untuk menggabungkan beberapa  parts atau komponen menjadi suatu komponen assembly. 
Flash point     : merupakan nilai yang lebih menunjukkan temperatur penyalaan bahan bakar. 
Gasket      : mencegah kebocoran cairan melalui permukaan bidang  kontaknya terhadap komponen yang dirakit dan bersifat static. 
Key     : pasak, digunakan sebagai lock antara roda sisi atau pulley tehadap shaft. 
Konduktor      :  Material yang dapat mengalirkan arus listrik, konduktor juga dapat dikatakan sebagai bahan yang atom–atomnya mempunyai jumlah elektron lebih kecil dari empat pada lintasan (kulit) terluar. 
Leverage/Mechanical lever      : alat yang digunakan untuk meneruskan dan menambah gerakan dan gaya. 
Liquid       : suatu zat atau material yang berbentuk cair. 
Nut      : merupakan fasteners dengan aplikasi pemakaian sebagai pasangan dari bolt. 
Pin     : digunakan sebagai  fasteners pada bagian parts yang bergerak dan sebagai pengunci (lock) serta sebagai pelurus posisi parts yang saling disambungkan. 
Pour point      : menunjukkan temperatur terendah fuel dapat mengalir.  
Pressure     : gaya pada satuan luas. 
O-ring     : berfungsi sebagai seal akibat tertekan (squeezed) pada komponen.  
Oxidation inhibitor       : sifat oli terhadap peristiwa oksidasi. 
Resistance      : hambatan, merupakan perlambatan kecepatan elektron bebas yang berjalan melalui sebuah logam, satuan hambatan listrik adalah ohm dan simbolnya adalah F.  
Screw     : merupakan salah satu jenis fasteners yang bentuknya hampir sama dengan bolt atau capscrew, akan tetapi berukuran kecil. 
Seal      : digunakan sebagai penyekat atau perapat pada bagian yang saling disambungkan terhadap kebocoran cairan, udara, debu, dan menjaga tekanan. 
Snap ring     : merupakan pendukung yang berfungsi sebagai lock penempatan posisi atau penahan (retainer), 
Spesific gravity      :   rapat relatif, merupakan perbandingan (rasio) dan berat jenis (density) suatu zat cair diperbandingkan dengan berat jenis air murni. 
Stud      : merupakan salah satu jenis  fasteners berupa steel rod yang memiliki  thread pada kedua ujungnya. 
Tensile strength     : Kekuatan tarik dari suatu bahan. 
Thread     : Ulir, thread dibedakan atas thread kasar (coarse thread) dan thread halus (fine thread). 
Viscosity     : kekentalan, merupakan ukuran kemampuan suatu cairan untuk mengalir.
Washer      : merupakan cincin penutup yang digunakan antara bolt ataupun nut terhadap parts atau komponen yang diikat. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar